Friday, October 23, 2015

Epistemologi Transformatif dalam Pembelajaran Islam

Disampaikan oleh Jajang Mulyana


I.                   PENDAHULUAN

Diutusnya seorang Rosul ke dunia sebagai rahmatan lil alamin adalah manifestasi sifat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang di mana manusia sebagai Khalifah di dunia yang tak lepas dari sifat jahil dengan segala keterbatasannya memerlukan hidayah dan taufik dalam mengelola dunia ini hingga keterjatuhan manusia pada dehumanisasi bisa dijaga dan di selamatkan.

Harmonisasi Edutainment dan Edupreneur dalam Pendidikan

Disampaikan oleh Adi Abdillah



A.      PENDAHULUAN
Pendidikan diharapkan  menjadi sarana mencapai tujuan hidup. Tujuan hidup itu sendiri tiap manusia berbeda-beda tergantung dasar falsafah hidupnya. Namun dapat dikatakan  tujuan hidup manusia  itu adalah kebahagiaan, meskipun wujud dan pemaknaan akan hakekat kebahagiaan tersebut tiap manusia tidak selalu sama karena tiap manusia punya standar dan ukuran sendiri-sendiri dalam pemaknaan dan penghayatannya.

Implikasi Ilmu Ushuly dan Hudhury Dalam Pembelajaran

Disampaikan oleh Hasniah


   A.    PENDAHULUAN
Pengetahuan adalah suatu keadaan yang hadir dikarenakan persentuhan kita dengan suatu perkara. Keluasan dan kedalaman kehadiran kondisi-kondisi ini dalam pikiran dan jiwa kita sangat  bergantung pada sejauh mana reaksi, pertemuan, persentuhan, dan hubungan kita dengan objek-objek eksternal.  John Dewey menyamakan antara hakikat itu sendiri dan pengetahuan dan beranggapan bahwa pengetahuan itu merupakan hasil dan capaian dari suatu penelitian dan observasi. Menurutnya, pengetahuan seseorang terbentuk dari hubungan dan jalinan ia dengan realitas-realitas yang tetap dan yang senantiasa berubah.

Filsafat Ilmu dan Perkembangan Tren Pendidikan

Disampaikan oleh Agus Triawan



PENDAHULUAN
Pengetahuan dimulai dengan rasa ingin tahu, kepastian dimulai dengan rasa ragu-ragu sedangkan filsafat dimulai dengan kedua-duanya. Berfilsafat didorong untuk mengetahui apa yang telah tahu dan apa yang belum tahu, berfilsafat berarti berendah hati bahwa tidak semuanya akan pernah diketahui dalam kemestaan yang seakan tak terbatas. Demikian juga berfilsafat berarti mengoreksi diri, semacam keberanian untuk berterus terang, seberapa jauh sebenarnya kebenaran yang dicari telah diangkau.

Filsafat Ilmu dan Penguatan Institusi Pendidikan

Disampaikan oleh Ahmad Sofyan



BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah
 Pendidikan terus menghadapi berbagai problematika yang belum tuntas penyelesaiannya di era globalisasi ini. Keberadaan pendidikan yang selalu mengalami perkembangan mengikuti kebutuhan manusia dan kemajuan zaman, semua membuat pendidikan selalu mendapati berbagai tugas yang harus dicarikan solusinya.  Permasalahan pendidikan merupakan persoalan hidup dan kehidupan manusia. Sebagai persoalan hidup, dalam pengembangan konsep-konsepnya perlu menggunakan system pemikiran filsafat, karena problem yang ada dalam lapangan pendidikan juga dalam lapangan filsafat.[1]maka permasalahan pendidikan adalah masalah filosofis, yang harus dipecahkan dengan menggunakan pendekatan filosofis. Analisa filsafat terhadap masalah pendidikan tersebut dengan berbagai cara pendekatannya akan dapat menghasilkan pandangan tertentu mengenai masalah-masalah pendidikan tersebut, dan atas dasar itu bisa disusun secara sistematis teori pendidikan.

Filsafat Ilmu dan Penelitian Pendidikan Islam

Disampaikan oleh Fahri Istanto



BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan merupakan kata yang padanya ditumpukan harapan dan tantangan. Mempersiapkan generasi masa depan yang unggul dimulai dengan menyediakan perangkat pendidikan yang menunjang, analisis kebutuhan, studi efektivitas, perumusan filosofi dasar dan masih banyak lagi merupakan hal-hal yang harus diadakan.

Tinjauan Filosofis Pendidik dalam Pendidikan Islam

Disampaikan oleh Nurul Huda dan Yaumi Nahdliyah



A.    Pendahuluan
Pendidik dan peserta didik merupakan komponen penting dalam sistem pendidikan Islam. Kedua komponen ini saling berinteraksi dalam proses pembelajaran untuk mewujudkan tujuan pendidikan yang diinginkan. Oleh karena itu, pendidik sangat berperan besar sekaligus menentukan ke mana arah potensi peserta didik yang akan dikembangkan.

Tinjauan Filosofis Kurikulum Pendidikan Islam

Disampaikan oleh Muhammad Mafatihudin dan Mustolih



A.    Pendahuluan
Maha Suci Allah yang telah menciptakan manusia sebagai mahluk yang mulia, karena selain bentuk yang sempurna manusia juga dibekali piranti-piranti berupa akal, fitrah, qolbu, dan nafsu sehingga ia mampu mentransformasikan segala anugerah itu untuk dapat mengaktualisasikan diri dalam mencapai kesempurnaan sebagai khalifah di muka bumi. Untuk dapat  mencapai itu semua manusia butuh proses atau kegiatan yang ilmiah yaitu pendidikan.

Tinjauan Filosofis Peserta Didik dalam Pendidikan Islam

Disampaikan oleh Muhammad Luqman Hakim dan Mutolingah


A.    Pendahuluan
Pendidikan merupakan bimbingan dan pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik sesuai dengan perkembangan jasmaniah dan rohaniah ke arah kedewasaan. Peserta didik di dalam mencari nilai-nilai hidup, harus dapat bimbingan sepenuhnya dari pendidik, karena menurut ajaran Islam, saat anak dilahirkan dalam keadaan lemah dan suci/fitrah sedangkan alam sekitarnya akan memberi corak warna terhadap nilai hidup atas pendidikan agama peserta didik.[[1]

Tinjauan Filosofis Tujuan Pendidikan Islam

Disampaikan Oleh Siti Masfu'ah dan Lalu Habiburrohman 

A.    Latar Belakang
Problem utama yang dihadapi oleh lembaga pendidikan Islam  di Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan dua masalah mendasar, yaitu masalah kualitas (mutu) pendidikan dan kontribusi lembaga pendidikan Islam  bagi pembangunan nasional, khususnya dalam membentuk moralitas bangsa Indonesia. Masalah pertama yakni mutu pendidikan Islam  sampai saat ini harus diakui masih jauh dari harapan. Kualitas pendidikan ketinggalan jauh jika dibandingkan dengan pendidikan umum. Hal ini bisa kita amati, out put (lulusan) dari lembaga pendidikan Islam  kualitasnya di bawah lulusan pendidikan umum.

Thursday, October 22, 2015

Surat Cinta Untuk Bapak dan Ibu Guru (Sebuah Perjalanan Ilmiah) 1

Mencoba membuka lagi alam bawah sadarku, segera kubuka kenangan-kenangan yang sudah tertanam di sana. Kenangan-kenangan yang terbangun bersama bapak dan ibu guruku.

Jasa seorang Ibu
Jujur betapa bencinya dulu saya memiliki seorang ibu yang seperti ibuku, kalau bapak belumlah waktu saya haiskan lebih banyak dengan ibu. Bagaimana tidak, setiap keinginan banyak yang tidak terkabulkan bahkan selalu memata-matai setiap gerak gerikku. Hal ini saya ketahui setelah dewasa sekarang ini.
Coba bayangkan untuk menonton serial televisi saja benar-benar tidak boleh. Padahal setiap pagi di sekolah teman-teman selalu bererita tentang asyiknya menonton serial film Yoko, sebuah serial yang berjudul -kalau tidak salah- "The Return Of The Condor Heroes" kalau dalam bahasa Indonesianya Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali. Yang ada dalam pikiran saya hanyalah bayangan-bayangan tentang apa yang mereka bicarakan. Ditambah lagi kisah "The Monkey King" atau mungkin "Ksatria Baja Hitam". Itu semua serial-serial yang sedang hits pada waktu itu. Namun lagi-lagi saya hanya bisa membayangkan.
Saya ingat, sesekali sangkin penasaran, saya minta izin ibu agar bisa lihat serial "The Return Of The Condor Heroes" saya harus bikin alasan mau tidur di rumah kakak sepupu saya. Benar saja saat-saat itu saya baru bisa melampiaskan rasa penasaran selama ini. Sore hari agar bisa melampiaskan rasa penasaran dengan serial "Ksatria Baja Hitam" dan saya ingat satu lagi "Jiban", sepulang dari mengaji di madrasah saya langsung ke rumah pemiliknya pak Bambang Mulyono namanya. Dan sudah bisa dipastikan suasana sudah layaknya di bioskop, penuh anak-anak dan orang dewasa yang lagi asyik menyaksikan serial tersebut.
Namun lama-lama ibu curiga, sehingga tidak mudah lagi untuk minta izin tidur di rumah kaka sepupu. Lucunya rumah pemilik televisi yang saya tonton di waktu malam hari letaknya di depan rumah saya, cuman masih ada selisih satu rumah lagi dan itu benar-benar dekat. Sehingga otomatis ibu saya tahu kalau saya lagi nonton televisi di sana dan anehnya saya saat itu tidak tahu kalau iu tahu saya nonton.
Itu hanya sekelumit cerita tentang perasaan saya yang tidak senang dengan ibu saya. Namun saya baru menyadarinya sekarang ini tentunya yang dilakukan oleh ibu adalah sebuah usaha bagaimana agar anak-anaknya kelak sukses menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Saya bisa memahami sekarang mengapa tidak boleh "melihat" televisi, sebab itu akan sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan seseorang dan yang lebih penting untuk melatih seseorang agar "perihatin".
Perihatin itulah kunci sukses seseorang itu kata ibuku dan seseorang bisa berlaku perihatin manakala sedikit demi sedikit meninggalkan kenikmatan-kenikmatan yang sesaat untuk mencurahkan tenaga dan fikiran pada masa depan yang lebih gemilang.
Terimakasih ibu, meski hanya dengan penerangan pelita dari minyak tanah engkau berusaha membuat saya bisa membaca. Berkat kegigihan ibu waktu masuk kelas satu SD saya sudah termasuk salah satu dari tiga anak yang sudah bisa membaca dengan lancar. Dan ini adalah modal yang luar biasa yang telah diajarkan oleh ibu saat itu. Masa-masa itu ketika sehabis solat Maghrib saya dipangku dan dikenalkan dengan huruf-huruf latin maupun huruf hijaiyah dengan nyanyian-nyanyian hasnya.
Terimakasih juga ibu engkau telah mengajarjan falsafah hidup yang senantiasa masih saya lakukan sampai saat ini. Meskipun saat-saat itu saya sulit untuk memahaminya. "Kacang Jangan Lupa Kulitnya", kurang lebih itu intinya. Apapun profesimu kelak tolong kamu jangan lupa bahwa pertanian adalah yang sudah menghidupi dan yang sudah membesarkanmu sampai kamu jadi seperti sekarang ini. Dan nasihat itu senantiasa saya laksanakan di tengah-tengah kesibukan yang lain.
Maafkan anakmu yang belum bisa membalas semua jasa-jasamu. Anak hanya bisa berdo'a semoga ibu senantiasa diberi kesehatan sehingga bisa berkarya dan mengabdi pada Gusti Ilahi. Semoga ibu diberi panjang umur dan dimudahkan segala urusannya dan yang paling penting adalah semoga diampuni segala dosa-dosanya. Amin.

Konsep Pendidikan Islam Ala KH. Ahmad Dahlan

Disampaikan oleh Abdul Muttaqin dan Ahmad Sofyan


Seperti apa model pendidika yang ideal? itu adalah salah satu pertanyaan dari sekian banyak pertanyaan seputar pendidikan. Tujuan pendidikan nasional adalah untuk membangun manusia Indonesia seutuhnya. Maksudnya adalah membangun manusia Indonesia yang memiliki kemampuan di bidang Iptek namun juga tidak lepas dari kendalinya yaitu iman ddan takwa dan yang penting juga adalah tidak sampai melepas identitas bangsa Indonesia yang sarat dengan budaya ketimuran. Sekilas manusia Indonesia yang ideal adalah manusia Indonesia dengan berbagai adat kebudayaannya yang memiliki keahlian di semua lini teknologi dan ilmu pengetahuan namun tetap menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan keudayaannya.
Lahirnya manusia Indonesia yang demikian tentunya tidak serta merta melainkan harus melewati sebuah proses. Pendidikan, iya itulah proses yang harus dilewati oleh semua orang. Lalu pertanyaan di atas tadi muncul dan berikut ini mungkin hanya salah sedikit dari alternatif jawaban yang bisa menjawab pertanyaan di atas.

Wednesday, October 21, 2015

Hukum Talak Melalui SMS (Sah atau Tidak Sah)

Pembahasan ini saya ambil dari makalah teman saya yang mengambil tema "Talak dengan SMS, oleh atau tidak di dalam pandangan Islam". fenomena ini sudah lazim terjadi di zaman sekarang ini, kita tidak menutup mata dengan semakin canggihnya teknologi. mau tidak mau umat Islam harus mengikutinya, di sanalah kemudian muncul masalah. salah satunya bagaimana hukum talak lewat SMS.

Tuesday, October 20, 2015

Filsafat Ilmu dan Problematika Pembelajaran

Disampaikan oleh Abdul Muttaqin


A.    Pendahuluan
Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah mencurahkan rahmat, taufik serta hidayah-Nya kepada kita semua. Salam serta solawat semoga senantiasa tercurah kepada junjungan nabi kita Muhammad SAW yang telah mengajarkan kita ilmu yang bermanfaat baik di dunia dan utamanya di akhirat kelak.