Thursday, October 22, 2015

Surat Cinta Untuk Bapak dan Ibu Guru (Sebuah Perjalanan Ilmiah) 1

Mencoba membuka lagi alam bawah sadarku, segera kubuka kenangan-kenangan yang sudah tertanam di sana. Kenangan-kenangan yang terbangun bersama bapak dan ibu guruku.

Jasa seorang Ibu
Jujur betapa bencinya dulu saya memiliki seorang ibu yang seperti ibuku, kalau bapak belumlah waktu saya haiskan lebih banyak dengan ibu. Bagaimana tidak, setiap keinginan banyak yang tidak terkabulkan bahkan selalu memata-matai setiap gerak gerikku. Hal ini saya ketahui setelah dewasa sekarang ini.
Coba bayangkan untuk menonton serial televisi saja benar-benar tidak boleh. Padahal setiap pagi di sekolah teman-teman selalu bererita tentang asyiknya menonton serial film Yoko, sebuah serial yang berjudul -kalau tidak salah- "The Return Of The Condor Heroes" kalau dalam bahasa Indonesianya Kembalinya Pendekar Pemanah Rajawali. Yang ada dalam pikiran saya hanyalah bayangan-bayangan tentang apa yang mereka bicarakan. Ditambah lagi kisah "The Monkey King" atau mungkin "Ksatria Baja Hitam". Itu semua serial-serial yang sedang hits pada waktu itu. Namun lagi-lagi saya hanya bisa membayangkan.
Saya ingat, sesekali sangkin penasaran, saya minta izin ibu agar bisa lihat serial "The Return Of The Condor Heroes" saya harus bikin alasan mau tidur di rumah kakak sepupu saya. Benar saja saat-saat itu saya baru bisa melampiaskan rasa penasaran selama ini. Sore hari agar bisa melampiaskan rasa penasaran dengan serial "Ksatria Baja Hitam" dan saya ingat satu lagi "Jiban", sepulang dari mengaji di madrasah saya langsung ke rumah pemiliknya pak Bambang Mulyono namanya. Dan sudah bisa dipastikan suasana sudah layaknya di bioskop, penuh anak-anak dan orang dewasa yang lagi asyik menyaksikan serial tersebut.
Namun lama-lama ibu curiga, sehingga tidak mudah lagi untuk minta izin tidur di rumah kaka sepupu. Lucunya rumah pemilik televisi yang saya tonton di waktu malam hari letaknya di depan rumah saya, cuman masih ada selisih satu rumah lagi dan itu benar-benar dekat. Sehingga otomatis ibu saya tahu kalau saya lagi nonton televisi di sana dan anehnya saya saat itu tidak tahu kalau iu tahu saya nonton.
Itu hanya sekelumit cerita tentang perasaan saya yang tidak senang dengan ibu saya. Namun saya baru menyadarinya sekarang ini tentunya yang dilakukan oleh ibu adalah sebuah usaha bagaimana agar anak-anaknya kelak sukses menjadi orang yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan. Saya bisa memahami sekarang mengapa tidak boleh "melihat" televisi, sebab itu akan sangat berpengaruh pada kondisi kejiwaan seseorang dan yang lebih penting untuk melatih seseorang agar "perihatin".
Perihatin itulah kunci sukses seseorang itu kata ibuku dan seseorang bisa berlaku perihatin manakala sedikit demi sedikit meninggalkan kenikmatan-kenikmatan yang sesaat untuk mencurahkan tenaga dan fikiran pada masa depan yang lebih gemilang.
Terimakasih ibu, meski hanya dengan penerangan pelita dari minyak tanah engkau berusaha membuat saya bisa membaca. Berkat kegigihan ibu waktu masuk kelas satu SD saya sudah termasuk salah satu dari tiga anak yang sudah bisa membaca dengan lancar. Dan ini adalah modal yang luar biasa yang telah diajarkan oleh ibu saat itu. Masa-masa itu ketika sehabis solat Maghrib saya dipangku dan dikenalkan dengan huruf-huruf latin maupun huruf hijaiyah dengan nyanyian-nyanyian hasnya.
Terimakasih juga ibu engkau telah mengajarjan falsafah hidup yang senantiasa masih saya lakukan sampai saat ini. Meskipun saat-saat itu saya sulit untuk memahaminya. "Kacang Jangan Lupa Kulitnya", kurang lebih itu intinya. Apapun profesimu kelak tolong kamu jangan lupa bahwa pertanian adalah yang sudah menghidupi dan yang sudah membesarkanmu sampai kamu jadi seperti sekarang ini. Dan nasihat itu senantiasa saya laksanakan di tengah-tengah kesibukan yang lain.
Maafkan anakmu yang belum bisa membalas semua jasa-jasamu. Anak hanya bisa berdo'a semoga ibu senantiasa diberi kesehatan sehingga bisa berkarya dan mengabdi pada Gusti Ilahi. Semoga ibu diberi panjang umur dan dimudahkan segala urusannya dan yang paling penting adalah semoga diampuni segala dosa-dosanya. Amin.

No comments:

Post a Comment

MONGGO KOMENTARIPUN, KANGMAS LAN MBAK AYU