Wednesday, February 8, 2012

Setan Musuh yang Nyata Bagi Manusia



Memahami ayat al-Qur’an tentang syetan sebagai musuh manusia
Standar kompetensi
- Memahami ayat al-Qur’an tentang syetan sebagai musuh manusia
Kompetensi Dasar
- Menjelaskan ayat al-Qur’an tentang syetan sebagai musuh manusia
- Menunjukkan sikap menghindari prilaku syetan

Ringkasan Materi
A. QS. Al-A’rof: 11 – 18



1. Terjemahan
11. Sesungguhnya kami Telah menciptakan kamu (Adam), lalu kami bentuk tubuhmu, Kemudian kami katakan kepada para malaikat: "Bersujudlah kamu kepada Adam", Maka merekapun bersujud kecuali iblis. dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
12. Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?" menjawab Iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah".
13. Allah berfirman: "Turunlah kamu dari surga itu; Karena kamu sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, Maka keluarlah, Sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina".
14. Iblis menjawab: "Beri tangguhlah saya[529] sampai waktu mereka dibangkitkan".
15. Allah berfirman: "Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh."
16. Iblis menjawab: "Karena Engkau Telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
17. Kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
18. Allah berfirman: "Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barangsiapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahannam dengan kamu semuanya".

[529] Maksudnya: janganlah saya dan anak cucu saya dimatikan sampai hari kiamat sehingga saya berkesempatan menggoda Adam dan anak cucunya.

2. Penjelasan
Kalian mungkin telah mengenal syetan, tetapi apakah kalian tahu bahwa syetan itu juga mengenal kalian dengan sangat baik dan menggunakan segala cara untuk menggoda kalian? Apakah kalian tahu bahwa tujuan syetan yang sebenarnya (syetan berpura-pura menjadi teman kalian) adalah untuk menipu kalian? Mari kita mulai dari awal dan ingatlah mengapa syetan adalah musuh kita. Untuk ini, kita akan mulai dengan kisah tentang Adam dan syetan di dalam Al Qur'an.
Dalam Al Qur'an, hingga Hari Pembalasan nanti, syetan adalah nama umum untuk seluruh makhluk yang berusaha keras menyesatkan manusia. Iblis adalah syetan pertama yang membangkang kepada Allah ketika Dia menciptakan Adam.
Menurut kisah Al Qur'an, Allah menciptakan Adam dan kemudian memanggil para malaikat untuk bersujud kepadanya. Malaikat patuh pada perintah Allah, tetapi Iblis menolak sujud kepada Adam. Dia dengan sombong berkata bahwa dia lebih mulia daripada manusia. Karena ketidakpatuhan dan pembangkangannya, dia diusir oleh Allah dari sisi-Nya.
Sebelum pergi dari hadapan Allah, Iblis meminta waktu kepada Allah untuk menyesatkan manusia. Tujuan Iblis adalah menggoda manusia sehingga bisa menjauhkan mereka dari jalan yang benar selama waktu yang diberikan untuknya. Iblis akan melakukan segalanya untuk membuat sebagian besar manusia patuh kepada dirinya. Allah menyatakan bahwa Dia akan memasukkan syetan dan pengikutnya ke dalam neraka.
Setelah diusir dari sisi Allah, syetan pun mulai berjuang terus hingga Hari Pembalasan. Karena itulah, dia memperdaya manusia, berusaha menyesatkan mereka, dan menggunakan cara-cara yang jitu untuk mendapatkan tujuannya. Seperti telah kalian pahami sekarang, syetan adalah musuh yang bisa mendekati manusia dengan sangat licik. Karena itu, kalian harus selalu waspada untuk menghindarinya.
Jangan pernah lupa bahwa syetan itu berdusta dalam perangkapnya saat ini untuk melawan kalian. Dia berusaha menghentikan kalian membaca buku ini dan memikirkan apa yang sedang kalian baca. Dia mencoba menghalangi kalian dari melakukan perbuatan baik, dan menjadikan kalian tidak patuh dan hormat kepada orang tua kalian, dan menghalangi kalian dari bersyukur kepada Allah, sholat dan selalu mengatakan kebenaran. Jangan pernah kalian biarkan syetan menipumu dan menghalangi kalian untuk menjadi orang yang bersifat terpuji dan mendengarkan suara hati nurani kalian.
Kalian harus berlindung kepada Allah dan meminta pertolongan-Nya ketika bisikan syetan menimpa kalian atau ketika kalian merasa tidak mampu melakukan amal saleh, karena semua ini merupakan tipu muslihat syetan. Jangan pernah lupa bahwa syetan tidak berdaya melawan orang-orang beriman.
B. Pengertian Syetan dan Iblis
Para Mufassir berbeda pendapat tentang asal-usul syetan, sebagian mereka mengatakan: syetan berasal dari golongan jin yang durhaka kepada Allah. Firman Allah : "Dan ingatlah ketika kami berfirman kepada para malaikat: sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah meraka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya" (QS. Al Kahfi :10).
Sebagian yang lain mengatakan: syetan berasal dari golongan malaikat yang pernah menjadi penghuni surga selama 40 ribu tahun dan menjadi penasehat para malaikat disurga, karena membangkang dan tidak mengikuti perintah Allah maka ia dikutuk menjadi iblis. "Dan ingatlah ketika Kami berfirman kepada para malaikat: sujudlah kamu kepada Adam, maka sujudlah mereka kecuali iblis, ia enggan dan takabbur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang kafir". (QS. Al Baqarah:34).
Dalam surat An-nas ayat 1-6 dikatakan bahwa yang membisikan kejahatan pada telinga manusia adalah syetan dari golongan jin dan manusia. "Katakanlah: Aku berlindung kepada Allah tuhan (yang menjaga) manusia. Raja manusia. Tuhan manusia, dari kejahatan (bisikan) syetan yang biasa ter sembunyi, (yaitu) dari golongan jin dan manusia" (QS.Annas:1-6). Syetan memang dari bangsa jin sebagaimana dalam Surat Al-Kahfi:10, sedangkan manusia yang mengajak kekafiran dan kejahatan kepada manusia adalah manusia yang berjiwa seperti syetan.
Pengertian syetan secara terminologi berasal dari kata "Syaithona" artinya jauh dari yang hak, siapa saja yang dirinya jauh dari yang hak atau kebenaran maka dinamakan syetan. Sedangkan kata iblis berasal dari "Ablasa" artinya tidak punya kebaikan, siapa saja yang tidak berbuat kebaikan atau selalu berbuat jahat dinamakan iblis walaupun wujudnya manusia atau hewan.
Baik syetan atau iblis termasuk jenis makhluk halus, bangsa rohani yang tidak dapat dilihat kecuali atas izin Allah seperti para rasul, oleh sebab itu dia dapat memasuki diri manusia dari seluruh perjalanan darahnya, kecuali hati nurani manusia tempat bersimpuhnya iman yang tidak dapat dimasuki. "Sesungguhnya syetan itu berjalan dalam diri manusia menurut perjalanan darahnya". (HR. Bukhari dan Muslim)
Iblis dan syetan itu sebenarnya satu jenis, hanya dibedakan sebutannya, yaitu bila sedang menggoda manusia dinamakan syetan dan kalau dalam keadaan biasa dinamakan iblis. Atau dapat dikatakan: iblis adalah makhluk yang menggoda Adam dan Hawa, sedangkan syetan adalah makhluk yang menggoda anak cucu keturunan Adam, karenanya iblis lebih tinggi pangkatnya dari syetan.
Dalam satu riwayat dikatakan bahwa iblis adalah raja dan syetan adalah tentaranya. "Dari Abu Musa ia berkata: Apabila berpagi iblis menyebarkan tentaranya dimuka bumi dan ia berkata: "Barangsiapa dapat menyesatkan seorang muslim, maka aku akan pakaikan dia mahkota". (HR.Ibnu Jauzi).
C. Sifat-sifat syetan
Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran atau As-sunah menjelaskan tentang sifat-sifat syetan yang selalu mengajak kepada kekufuran dan kejahatan, antara lain:
1. Moncong/ paruh syetan membuat manusia lupa akan Allah
"Sesungguhnya syetan itu menaruh moncongnnya diatas hati anak Adam, maka jika manusia ingat kepada Allah (berzikir), maka mundurlah ia dan jika manusia lupa kepada Allah, dipatuklah hatinya" (HR.Ibnu Jauzi)
2. Syetan membisikan kejahatan pada telinga manusia.
Firman Allah: "Katakanlah: Aku berlindung kepada Allah tuhan (Yang menjaga) manusia. Raja manusia. Tuhan manusia, dari kejahatan bisikan syetan yang biasa tersembunyi, yang membisikan kejahatan kedalam dada manusia dari golongan jin dan manusia" (QS.Annas:1-6).
3. Syetan menangis
"Apabila anak Adam membaca surat Assajadah, lalu ia sujud, niscaya menyingkirlah syetan sambil menangis dengan meratap: Ah! celakalah aku. Anak Adam disuruh sujud lalu ia sujud maka ia mendapat surga, tetapi aku disuruh sujud maka membangkang, maka aku mendapat neraka" (HR. Ahmad, Muslim dan Ibnu Majah).
4. Syetan kencing
"Dari Ibnu Masud ia berkata: Diceritakan kepada Nabi SAW tentang seseorang laki-laki yang tidur hingga subuh, sabdanya: Itulah orang laki-laki yang dikencingi oleh syetan pada kedua telinganya" (HR.Bukhari dan Muslim).
5. Syetan tertawa
"Apabila menguap salah seorang kamu dalam shalat, maka hendaklah ia tutup mulutnya sedapat mungkin dan jangan ia mengucapkan "Ah", karena sesungguhnya yang demikian itu dari syetan dan ia tertawa karenanya" (HR.Bukhari).
6. Syetan mempunyai rambut dan jenggotnya kusut
"Dari Atha bin Yasr ia berkata: Telah datang laki-laki kepada Nabi saw dalam keadaan kusut rambut dan jenggotnya, maka Rasulullah memberi isyarat kepadanya, seakan-akan disuruhnya membereskan rambut dan jenggotnya. Maka orang itu mengerjakannya, kemudian ia kembali. Maka Rasulullah saw bersabda: Bukankah ini lebih baik dari pada seseorang yang datang dengan kusut rambutnya seperti syetan" (HR.Malik).
7. Syetan menyilangkan jari tangan
"Apabila salah seorang kamu berada didalam masjid, maka janganlah sekali-kali menyilangkan jari-jari tangan, karena menyilangkan jari-jari tanagan itu dari syetan. Dan seorang kamu tetap dalam pahala shalat selama ia berada didalam masjid sehingga ia keluar darinya" (HR.Ahmad).
8. Syetan masuk dalam aliran darah manusia
"Sesungguhnya syetan itu berjalan dalam diri manusia mengikuti pejalanan darah. Oleh sebab itu, aku takut syetan melontarkan suatu tuduhan atau suatu kejahatan dalam hatimu" (HR.Bukhari dan Muslim)
9. Syetan takut pada orang yang shalat berjamaah
"Jika ada tiga orang di desa atau digunung yang tidak diadakan shalat berjamaah, niscaya mereka dikuasai oleh syetan. Oleh sebab itu, hendaklah kamu berjamaah, karena sesungguhnya serigala tidak akan memakan kambing, melainkan yang terpisah sendiri dari rombongan" (HR.Abu Daud).
10. Hentakan kaki syetan menyebabkan wanita istihadhah
"Dari Amnah bin Jahsy bahwa ia keluar darah banyak dan deras dari kemaluannya (darah Istihadhah), lalu ditutup dengan kapas masih juga keluar dan ditutup dengan kain masih juga keluar. Rasulullah bersabda: Sesungguhnya darah yang keluar deras itu ialah salah satu hentakan kaki dari hentakan-hentakan kaki syetan" (HR.Ahmad, Abi Daud dan Tirmidzi).
11. Syetan menghadang di saf shalat
"Apabila salah seorang kamu shalat dengan memakai batas (Sutroh), lalu ada seorang yang lewat dihadapannya, maka hendaklah ia menghalanginya. Tatapi jika orang itu enggan, maka boleh orang itu diperangi, karena dia itu tidak lain adalah syetan" (HR. Bukhari dan Muslim).
12. Rasulullah saw menangkap dan mencekik syetan
"Ketika Nabi saw akan melakukan shalat, lalu datang kepadanya syetan hendak memutuskan shalatnya. Maka Nabi saw menangkapnya lalu mencekiknya sehingga keluar air liurnya diatas tangannya" (Dari Ibnu Qoyyim).
13. Syetan kentut
"Apabila diseru untuk melakukan shalat (azan), maka mundurlah syetan sampai terkentut sehingga ia tidak mendengar azan, maka apabila selesai azan ia kembali lagi. Dan apabila akan berdiri shalat (Iqamat), ia mundur lagi dan apabial selesai iqamat, ia datang kembali.... Al Hadits" (HR. Bukhari dan Muslim).
14. Syetan menyelip di saf shalat yang renggang
"Luruskan saf-safmu, rapatkan bahu-bahumu (dalam Shalat) dan berlaku lembutlah terhadap tangan-tangan saudaramu, dan tutuplah tempat-tempat renggang, karena sesungguhnya syetan itu masuk pada celah-celahmu, bagaikan anak kambing yang menyelip di selah-selah induknya" (HR.Ahmad dan Thabrani).
15. Syetan menghalangi khusyu' shalat
"Dari A'isyah berkata: Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, tentang menengok dalam shalat, maka sabda Nabi saw: Itu adalah satu curian cepat yang dicuri syetan dari hambaNya" (HR.Bukhari, Ahmad, Annasai dan Abu Daud).
"Akan datang syetan pada seseorang kamu dalam shalatnya, lalu syetan mengingatkan kepadanya, keperluan begini dan begitu. Maka janganlah ia menurutinya, dan syetan datang pula kepadanya pada waktu tidurnya, maka syetan memberikan mimpi buruk padanya, maka jangan diikutinya" (HR.Abu Daud dan Tirmidzi)
16. Syetan membuat mimpi buruk
"Apabila seorang kamu bermimpi yang tidak disukai (mimpi buruk), maka hendaklah ia meludah kesebalah kiri tiga kali dan hendaklah ia membaca: "A'udzu billahi minasy-syaithoonirrajim". Dan hendaklah ia pindah dari lambungnya ketika hendak tidur yang ia sedang ada diatasnya" (HR.Muslim, Abu Daud, Annasai dan Ibnu Majah).
D. Anak cucu syetan
Syetan memang hidup untuk mengganggu dan menggoda keturunan Adam agar anak cucunya menjadi kafir dan durhaka kepada Allah. Dalam menggoda manusia syetan tidaklah sendiri, tapi mempunyai jenis laki-laki dan perempuan dan mempunyai anak keturunan. "Dari Anas RA berkata: Nabi SAW apabila hendak masuk ke kakus, beliau membaca: "Bismillahi Allahumma innii a'udzubika minal khubutsi wal khabaitsi" (Dengan nama Allah, Ya Allah aku berlindung kepadaMu dari godaan syetan laki-laki dan perempuan)" (HR.Jamaah)
Anak-anak syetan dan tugasnya:
1. Tsabr, tugasnya menggoda manusia berbuat maksiat ketika manusia sedang kesusahan atau dalam kesedihan. Ketika manusia mendapat musibah dan sedang dalam kesusahan, maka datanglah si Tsabr membisikan supaya melakukan kebinasaan seperti bunuh diri dari sebab beratnya musibah atau serendah-rendahnya mengajak minum-minuman keras atau narkoba.
2. A'war, tugasnya berbuat zina, keji dan nista. Seorang majikan yang sudah mempunyai isteri cantik bisa ditipu oleh si A'war, sehingga si suami tergoda dengan kemolekan pembantunya sampai terjadi hebat atau perzinahan. Dua remaja laki-laki dan perempuan yang sedang berdua dalam tempat yang sunyi adalah sasaran empuk si A'war untuk membisikan agar berbuat yang tidak senonoh bahkan sampai berzina.
3. Miswath, tugasnya menyebarkan berita dusta atau menyebarkan fitnah agar manusia menjadi kalut dan kacau, saling menuduh dan memfitnah diantara mereka, bahkan sampai saling membunuh karena fitnah.
4. Dasim, tugasnya menyebarkan sifat emosi, mudah marah dan permusuhan. Biasanya sering terjadi dalam rumah tangga. Dalam rumah tangga bila terjadi konflik, maka si Dasim datang untuk membesar-besarkan masalah itu sampai terjadi keretakan dan kehancuran antara suami, isteri dan anak.
5. Zaknabur, tugasnya menggoda para pedagang agar berbuat kecurangan dan penipuan didalam berdagang, seperti: mengurangi timbangan, menipu dan mengajak manusia melakukan Riba.
6. Walhan, tugasnya menggoda manusia yang sedang berwudhu agar was-was kalau wudhunya tidak sah dan shalatnya menjadi tidak sah pula, karena wudhu adalah salah satu syarat sah shalat. " Bagi wudhu itu ada satu syetan
7. Khanzab, tugasnya menghalangi manusia supaya tidak malakukan shalat atau mengganggu orang yang sedang shalat agar shalatnya tidak sempurna.
"Dari Ustman bin Abi Ash ia berkata: Aku memberitahu ya Rasulullah, sesungguhnya syetan telah menghalangi antaraku dan shalatku dan badanku disamarkannya atasku. Maka Nabi saw bersabda: "Itulah syetan bernama khanzab, maka apabila engkau merasa ada dia, hendaklah engkau berlindung kepada Allah darinya, dan hendaklah engkau meludah ke sebelah kiri 3 kali. Utsman berkata: Lalu aku kerjakan perintah itu, maka Allah jauhkan dia dariku" (HR. Bukhari dan Muslim)
E. Cara syetan menggoda manusia
Untuk menggoda dan memperdayakan manusia, syetan menggunakan berbagai macam cara dan perantara, seperti: harta, pangkat dan wanita. Perantara ini untuk menipu manusia supaya tergelincir melakukan kejahatan dan meninggalkan amal kebajikan sampai kekufuran.
Apabila orang sudah dapat disesatkan dalam suatu kejahatan, syetan akan berusaha terus supaya orang itu tetap berada dalam kejahatan sampai dirinya menjadi kafir seperti syetan dan mati dalam kekufuran.
Perbuatan jahat itu terus dihiasi oleh syetan dengan hiasan yang baik, sehingga manusia menganggap bahwa perbuatan jahat itu bagus baginya dan sebaliknya perbuatan baik itu buruk. Padahal itu adalah tipu daya syetan. Seorang sufi, Al Hasan bin shaleh berkata: "Sesungguhnya syetan itu akan membuka bagi seorang hamba 99 pintu kebaikan yang ditujukan pada satu pintu kajahatan ".
Oleh sebab itu, segala perbuatan dan pekerjaan yang dihiasi baik atau buruknya oleh syetan tidak akan membawa kita menuju iman dan amal shaleh, karena itu kita harus kembali kepada Al-Quran dan As-sunah, jangan ikuti langkah-langkah syetan yang sesat dan menyesatkan. Firman Allah: "Dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah syetan, karena sesungguhnya syetan itu adalah musuh yang nyata bagimu. Sesungguhnya syetan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui” (QS. Al Baqarah168-169). "Dan syetan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan Allah, sehingga mereka tidak dapat petunjuk " (QS. An- Naml: 24).
1. Syetan menggoda manusia dengan judi dan miras. "Sesungguhnya syetan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian diantara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah, maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu) " (QS.Al Maidah:91).
Syetan amat pandai menggoda manusia dengan judi, apabila manusia berjudi akan cepat kaya tidak harus susah payah mencari kekayaan sampai bertahun-tahun. Kalau ada beberapa orang yang kalah berjudi, maka hanyalah satu orang saja yang menang sedang yang lainya kalah semua, yang menang semakin asyik berjudi mengharapkan kekayaan dan yang kalah semakin terus berjudi untuk menebus kekalahannya sampai habis semua hartanya. Dengan cara inilah syetan menggoda manusia dengan judi sehingga menarik perhatian orang banyak yang ingin berjudi.
Tidak ada orang yang kekal kekayaannya dari berjudi, karena harta judi adalah harta haram yang tidak ada keberkahannya, lain dengan harta yang diperoleh dengan usaha yang halal, walau sedikit tetapi ada keberkahannya sampai seumur hidup.
Demikian pula syetan menggoda manusia dengan khamar yang dihiasi dengan kenikmatan sesaat dan kesehatan bagi yang meminumnya. Orang yang sedang mabuk hilang akalnya dan dapat merusak fisiknya, kelakuannya seperti binatang, perkataan yang keluar dari mulutnya berisi perkataan yang keji-keji dan sering kali perbuatannya tidak terkontrol, akibatnya banyak orang lain yang terganggu dan merasa benji kepada si pemabuk. Dari kebencian itulah menimbulkan permusuhan dan perkelahian antara mereka. Selain dari bahaya permusuhan dapat juga menimbulkan bahaya lain, seperti: pencurian, penipuan, perzinahan dan lain-lain akibat dari ketergantungan manusia terhadap khamar.
2. Wanita sebagai anak panah syetan. "Aku mendengar bahwa syetan berkata kepada seorang perempuan: Engkaulah sebagai tentaraku dan engkaulah anak panahku yang aku lepaskan dan tidak pernah salah dan engkaulah tempat rahasiaku dan engkaulah utusanku dalam keperluanku" (QR.Ibnu Jauzi).
Pada zaman dahulu ada seorang Rahib dari Bani Israil yang alim dan taat beribadah hingga syetan tidak mampu menggodanya secara langsung, tapi syetan berusaha terus hendak menyesatkan Rahib itu. Maka syetan menggunakan anak panahnya yaitu kemolekan tubuh wanita.
Konon syetan menyekik seorang gadis hingga sakit keras, keluarga gadis ini sudah mengikhtiarkan berobat kian- kemari, tapi tidak kunjung sembuh, maka datanglah syetan kepada keluarga gadis itu dan membisikannya bahwa tidak ada yang dapat menyebuhkan penyakit gadis ini selain Rahib yang dapat menyembuhkannya. Maka dibawalah gadis itu oleh keluarganya kepada Rahib untuk tinggal dirumahnya agar diobati.
Semula Rahib itu menolak dengan alasan tidak dapat mengobatinya dan bahwa gadis ini adalah bukan mahromnya, tetapi keluarga si gadis memohon dan mendesak agar anak ini ditinggal dirumah rahib untuk diobati. Akhirnya dengan rasa iba si rahib setuju dan memenuhi keinginan keluarga gadis itu.
Dengan bermacam-macam rayuan dan tipuan syetan kepada rahib, maka digunakanlah anak panahnya yaitu kemolekan tubuh gadis itu. Syetan membisikan kepada rahib agar memperkosa gadis itu, dengan tipu daya syetan yang lincah dan kemolekan tubuh wanita, maka rahib itu memperkosa bagis itu hingga hamil.
Ringkas cerita, si Rahib membunuh gadis itu, kemudian ditangkap oleh keluarga si gadis dan hendak dibunuhnya. Ketika hendak dibunuh, maka datang syetan kepada si rahib dan berkata: "tidak akan ada yang menyelamatkanmu dari hukuman mati ini kecuali aku, oleh sebab itu jika kamu ingin selamat dari hukuman mati taatlah kepadaku dan sujudlah kepadaku tiga kali”. Dengan tidak berfikir panjang lagi, karena sudah terlanjur sesat, maka sujudlah ia kepada syetan dua kali dari syetan terus lari menghilang. Kemudian si rahib dihukum mati karena perbuatannya dan matilah ia dalam kekafiran.
F. Perbedaan antara jin, syetan dan iblis
Tema Jin Syetan dan Iblis masih menyisakan kontroversi hingga kini. Namun yang jelas eksistensi mereka diakui dalam syariat. Sehingga jika masih ada dari kalangan muslim yang meragukan keberadaan mereka teramat pantas jika diragukan keimanannya.
Sesungguh Allah Subhanahu wa Ta’ala telah mengutus nabi kita Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan risalah yang umum dan menyeluruh. Tidak hanya untuk kalangan Arab saja namun juga untuk selain Arab. Tidak khusus bagi kaum saja namun bagi umat seluruhnya. Bahkan Allah Subhanahu wa Ta’ala mengutus kepada segenap Ats-Tsaqalain: jin dan manusia.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قُلْ يَاأَيُّهَا النَّاسُ إِنِّي رَسُوْلُ اللهِ إِلَيْكُمْ جَمِيْعًا
“Katakanlah: `Wahai manusia sesungguh aku adalah utusan Allah kepadamu semua.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَكَانَ النَّبِيُّ يُبْعَثُ إِلَى قَوْمِهِ خَاصَّةً وَبُعِثْتُ إِلَى النَّاسِ كَافَّةً
“Adalah para nabi itu diutus kepada kaum sedang aku diutus kepada seluruh manusia.”
1. Jin Diciptakan Sebelum Manusia.
Tak ada satupun dari golongan kaum muslimin yang mengingkari keberadaan jin. Demikian pula mayoritas kaum kuffar meyakini keberadaannya. Ahli kitab dari kalangan Yahudi dan Nashrani pun mengakui eksistensi sebagaimana pengakuan kaum muslimin meski ada sebagian kecil dari mereka yang mengingkarinya. Sebagaimana ada pula di antara kaum muslimin yang mengingkari yakni dari kalangan orang bodoh dan sebagian Mu’tazilah.
Jelas keberadaan jin merupakan hal yang tidak dapat disangkal lagi mengingat pemberitaan dari para nabi sudah sangat mutawatir dan diketahui orang banyak. Secara pasti kaum jin adalah makhluk hidup berakal dan mereka melakukan segala sesuatu dengan kehendak. Bahkan mereka dibebani perintah dan larangan hanya saja mereka tidak memiliki sifat dan tabiat seperti yang ada pada manusia atau selainnya.
Aneh orang-orang filsafat masih mengingkari keberadaan jin. Dan dalam hal inipun Muhammad Rasyid Ridha telah keliru. Dia mengatakan: “Sesungguh jin itu hanyalah ungkapan/ gambaran tentang bakteri-bakteri. Karena ia tidak dapat dilihat kecuali dengan perantara mikroskop.”
Jin lebih dahulu diciptakan daripada manusia sebagaimana dikabarkan Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam firman-Nya:
وَلَقَدْ خَلَقْنَا اْلإِنْسَانَ مِنْ صَلْصَالٍ مِنْ حَمَإٍ مَسْنُوْنٍ. وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ
“Dan sesungguh Kami telah menciptakan manusia dari tanah liat kering dari lumpur hitam yang diberi bentuk. Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.”
Karena jin lebih dulu ada maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mendahulukan penyebutan daripada manusia ketika menjelaskan bahwa mereka diperintah untuk beribadah seperti hal manusia.
2. Jin Syetan dan Iblis.
Kalimat jin syetan ataupun juga Iblis seringkali disebuntukan dalam Al-Qur`an bahkan mayoritas kita pun sudah tidak asing lagi mendengarnya. Sehingga eksistensi sebagai makhluk Allah Subhanahu wa Ta’ala tidak lagi diragukan berdasarkan Al-Qur`an dan As-Sunnah serta ijma’ ulama Ahlus Sunnah wal Jamaah. Tinggal persoalan apakah jin syetan dan Iblis itu tiga makhluk yang berbeda dengan penciptaan yang berbeda ataukah mereka itu bermula dari satu asal atau termasuk golongan para malaikat?
Yang pasti Allah Subhanahu wa Ta’ala telah menerangkan asal-muasal penciptaan jin dengan firman-Nya:
وَالْجَانَّ خَلَقْنَاهُ مِنْ قَبْلُ مِنْ نَارِ السَّمُوْمِ
“Dan Kami telah menciptakan jin sebelum dari api yang sangat panas.”
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
خُلِقَتِ الْمَلاَئِكَةُ مِنْ نُوْرٍ وَخُلِقَتِ الْجَانُّ مِنْ مَّارِجٍ مِنْ نَارٍ وَخُلِقَ آدَمُ مِمَّا وُصِفَ لَكُمْ
“Para malaikat diciptakan dari cahaya jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang disifatkan kepada kalian.”
Adapun Iblis maka Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentangnya:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Dia adalah dari golongan jin…”
Ibnu Katsir rahimahullahu berkata: “Iblis mengkhianati asal penciptaan karena dia sesungguh diciptakan dari nyala api sedangkan asal penciptaan malaikat adalah dari cahaya. maka Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan di sini bahwa Iblis berasal dari kalangan jin dalam arti dia diciptakan dari api”. Al-Hasan Al-Bashri berkata: “Iblis tidak termasuk malaikat sedikitpun. Iblis merupakan asal mula jin sebagaimana Adam sebagai asal mula manusia”. Asy-Syaikh Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di rahimahullahu mengatakan: “Iblis adalah abul jin”.
Sedangkan syetan mereka adalah kalangan jin yang durhaka. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullahu pernah ditanya tentang perbedaan jin dan syetan beliau menjawab: “Jin itu meliputi syetan namun ada juga yang shalih. Syetan diciptakan untuk memalingkan manusia dan menyesatkannya. Adapun yang shalih mereka berpegang teguh dengan agama memiliki masjid-masjid dan melakukan shalat sebatas yang mereka ketahui ilmunya. Hanya saja mayoritas mereka itu bodoh”.
3. Siapakah Iblis?
Terjadi perbedaan pendapat dalam hal asal-usul iblis apakah berasal dari malaikat atau dari jin. Pendapat pertama menyatakan bahwa iblis berasal dari jenis jin. Ini adalah pendapat Al-Hasan Al-Bashri rahimahullahu. Beliau menyatakan: “Iblis tidak pernah menjadi golongan malaikat sekejap matapun sama sekali. Dan dia benar-benar asal-usul jin sebagaimana Adam adalah asal-usul manusia”.
Pendapat ini pula yang tampak dikuatkan oleh Ibnu Katsir Al-Jashshash dalam kitab Ahkamul Qur‘an dan Asy-Syinqithi dalam kitab Adhwa`ul Bayan. Penjelasan tentang dalil pendapat ini beliau sebutkan dalam kitab tersebut. Secara ringkas dapat sebutkan sebagai berikut:
a. Kema’shuman malaikat dari perbuatan kufur yang dilakukan iblis sebagaimana firman Allah:
لاَ يَعْصُوْنَ اللهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُوْنَ مَا يُؤْمَرُوْنَ
“…yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”.
b. Dzahir surat Al-Kahfi ayat 50
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ كَانَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ أَمْرِ رَبِّهِ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali iblis. Dia adalah dari golongan jin lalu ia mendurhakai perintah Rabbnya”.
Allah menegaskan dalam ayat ini bahwa iblis dari jin dan jin bukanlah malaikat. Ulama yang memegang pendapat ini menyatakan: “Ini adalah nash Al-Qur`an yang tegas dalam masalah yang diperselisihkan ini”. Beliau juga menyatakan: “Dan hujjah yang paling kuat dalam masalah ini adalah hujjah mereka yang berpendapat bahwa iblis bukan dari malaikat”.
Adapun pendapat kedua yang menyatakan bahwa iblis dari malaikat menurut Al-Qurthubi adalah pendapat jumhur ulama termasuk Ibnu ‘Abbas radhiallahu ‘anhuma. Alasan adalah firman Allah:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
Pendapat yang kuat adalah pendapat yang pertama insya Allah karena kuat dalil mereka dari ayat-ayat yang jelas.
Adapun alasan pendapat kedua sebenarnya ayat tersebut tidak menunjukkan bahwa iblis dari malaikat. Karena susunan kalimat tersebut adalah susunan istitsna`munqathi’.
Adapun cerita-cerita asal-usul iblis itu adalah cerita Israiliyat. Ibnu Katsir menyatakan: “Dan dalam masalah ini banyak yang diriwayatkan dari ulama salaf. Namun mayoritas adalah Israiliyat yang dinukilkan untuk dikaji –wallahu a’lam– Allah lebih tahu tentang keadaan mayoritas cerita itu. Dan di antara ada yang dipastikan dusta karena menyelisihi kebenaran yang ada di tangan kita. Dan apa yang ada di dalam Al-Qur`an sudah memadai dari yang selain dari berita-berita itu”.
Asy-Syinqithi menyatakan: “Apa yang disebuntukan para ahli tafsir dari sekelompok ulama salaf seperti Ibnu ‘Abbas dan selain bahwa dahulu iblis termasuk pembesar malaikat penjaga surga mengurusi urusan dunia dan nama adalah ‘Azazil ini semua adalah cerita Israiliyat yang tidak bisa dijadikan landasan”.
4. Siapakah Syetan?
Syetan atau Syaithan dalam bahasa Arab diambil dari kata yang berarti jauh. Ada pula yang mengatakan bahwa itu dari kata yang berarti terbakar atau batal. Pendapat yang pertama lebih kuat menurut Ibnu Jarir dan Ibnu Katsir sehingga kata Syaithan arti yang jauh dari kebenaran atau dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Ibnu Jarir menyatakan syaithan dalam bahasa Arab adalah tiap yang durhaka dari jin manusia atau hewan atau dari segala sesuatu.
Demikianlah Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu syetan-syetan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu”.
Allah menjadikan syetan dari jenis manusia seperti hal syetan dari jenis jin. Dan hanyalah tiap yang durhaka disebut syetan karena akhlak dan perbuatan menyelisihi akhlak dan perbuatan makhluk yang sejenis dan karena jauh dari kebaikan. Ibnu Katsir menyatakan bahwa syaithan adalah semua yang keluar dari tabiat jenis dengan kejelekan. Lihat juga Al-Qamus Al-Muhith.
Yang mendukung pendapat ini adalah surat Al-An’am ayat 112:
وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِيْنَ اْلإِنْسِ وَالْجِنِّ يُوْحِي بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ زُخْرُفَ الْقَوْلِ غُرُوْرًا
“Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh yaitu syetan-syetan manusia dan jin sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu”.
Al-Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Dzar radhiallahu ‘anhu ia berkata: “Aku datang kepada Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau berada di masjid. Akupun duduk. Dan beliau menyatakan: “Wahai Abu Dzar apakah kamu sudah shalat?” Aku jawab: “Belum.” Beliau mengatakan: “Bangkit dan shalatlah.” Akupun bangkit dan shalat lalu aku duduk. Beliau berkata: “Wahai Abu Dzar berlindunglah kepada Allah dari kejahatan syetan manusia dan jin.” Abu Dzar berkata: “Wahai Rasulullah apakah di kalangan manusia ada syetan?” Beliau menjawab: “Ya”.
Ibnu Katsir menyatakan setelah menyebuntukan beberapa sanad hadits ini: “Inilah jalan-jalan hadits ini. Dan semua jalan-jalan hadits tersebut menunjukkan kuat hadits itu dan keshahihannya”.
Yang mendukung pendapat ini juga hadits Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam riwayat Muslim:
الْكَلْبُ اْلأَسْوَدُ شَيْطَانٌ
“Anjing hitam adalah syetan”.
Ibnu Katsir menyatakan: “Makna, wallahu a’lam, yaitu syetan dari jenis anjing”.
Ini adalah pendapat Qatadah Mujahid dan yang dikuatkan oleh Ibnu Jarir Ibnu Katsir Asy-Syaukani dan Asy-Syinqithi.
Dalam masalah ini ada tafsir lain terhadap ayat itu tapi itu adalah pendapat yang lemah.
Ketika membicarakan tentang syetan dan tekad dalam menyesatkan manusia Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
قَالَ أَنْظِرْنِي إِلَى يَوْمِ يُبْعَثُوْنَ. قَالَ إِنَّكَ مِنَ الْمُنْظَرِيْنَ. قَالَ فَبِمَا أَغْوَيْتَنِي لأَقْعُدَنَّ لَهُمْ صِرَاطَكَ الْمُسْتَقِيْمَ. ثُمَّ لآتِيَنَّهُمْ مِنْ بَيْنِ أَيْدِيْهِمْ وَمِنْ خَلْفِهِمْ وَعَنْ أَيْمَانِهِمْ وَعَنْ شَمَائِلِهِمْ وَلاَ تَجِدُ أَكْثَرَهُمْ شَاكِرِيْنَ
“Iblis menjawab: ‘Beri tangguhlah aku sampai waktu mereka dibangkitkan’ Allah berfirman ‘Sesungguh kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.’ Iblis menjawab: ‘Karena Engkau telah menghukumiku tersesat aku benar-benar akan mereka dari jalan Engkau yang lurus. Kemudian aku akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka dari kanan dan kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur”.
Syetan adalah turunan Iblis sebagaimana firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً
“Patuntukah kamu mengambil dia dan turunan-turunan sebagai pemimpin selain-Ku sedang mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang dzalim”. Turunan-turunan Iblis yang dimaksud dalam ayat ini adalah syetan-syetan.
5. Penggambaran Tentang Jin.
Al-jinnu berasal dari kata janna syai`un yajunnuhu yang bermakna satarahu . maka segala sesuatu yang tertutup berarti tersembunyi. Jadi jin itu disebut dengan jin karena keadaan yang tersembunyi.
Jin memiliki roh dan jasad. dalam hal ini Syaikhuna Muqbil bin Hadi rahimahullahu mengatakan: “Jin memiliki roh dan jasad. Ha saja mereka dapat berubah-ubah bentuk dan menyerupai sosok tertentu serta mereka bisa masuk dari tempat manapun. Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam memerintahkan kepada kita agar menutup pintu-pintu sembari beliau mengatakan: ‘Sesungguh syetan tidak dapat membuka yang tertutup’. Beliau memerintahkan agar kita menutup bejana-bejana dan menyebut nama Allah Subhanahu wa Ta’ala atasnya. Demikian pula bila seseorang masuk ke rumah kemudian membaca bismillah maka syetan mengatakan: ‘Tidak ada kesempatan menginap’. Jika seseorang makan dan mengucapkan bismillah maka syetan berkata: ‘Tidak ada kesempatan menginap dan bersantap malam”.
Jin bisa berujud seperti manusia dan binatang. Dapat berupa ular dan kalajengking juga dalam wujud unta sapi kambing kuda bighal keledai dan juga burung. Serta bisa berujud Bani Adam seperti waktu syetan mendatangi kaum musyrikin dalam bentuk Suraqah bin Malik kala mereka hendak pergi menuju Badr. Mereka dapat berubah-ubah dalam bentuk yang banyak seperti anjing hitam atau juga kucing hitam. Karena warna hitam itu lebih signifikan bagi kekuatan syetan dan mempunyai kekuatan panas.
Kaum jin memiliki tempat tinggal yang berbeda-beda. Jin yang shalih bertempat tinggal di masjid dan tempat-tempat yang baik. Sedangkan jin yang jahat dan merusak mereka tinggal di kamar mandi dan tempat-tempat yang kotor.
Tulang dan kotoran hewan adalah makanan jin. Di dalam sebuah hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berkata kepada Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
ابْغِنِي أَحْجَارًا أَسْتَنْفِضْ بِهَا وَلاَ تَأْتِنِي بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ. فَأَتَيْتُهُ بِأَحْجَارٍ أَحْمَلُهَا فِي طَرَفِ ثَوْبِي حَتَّى وَضَعْتُهَا إِلَى جَنْبِهِ ثُمَّ انْصَرَفْتُ حَتَّى إِذَا فَرَغَ مَشَيْتُ فَقُلْتُ: مَا بَالُ الْعَظْمِ وَالرَّوْثَةِ؟ قَالَ: هُمَا مِنْ طَعَامِ الْجِنِّ وَإِنَّهُ أَتَانِي وَفْدُ جِنِّ نَصِيْبِيْنَ وَنِعْمَ الْجِنُّ فَسَأَلُوْنِي الزَّادَ فَدَعَوْتُ اللهَ لَهُمْ أَنْ لاَ يَمُرُّوا بِعَظْمٍ وَلاَ بِرَوْثَةٍ إِلاَّ وَجَدُوا عَلَيْهَا طَعَامًا
“Carikan beberapa buah batu untuk kugunakan bersuci dan janganlah engkau carikan tulang dan kotoran hewan.” Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu berkata: “Aku pun membawakan untuk beberapa buah batu dan kusimpan di sampingnya. Lalu aku menjauh hingga beliau menyelesaikan hajatnya.”
Aku bertanya: “Ada apa dengan tulang dan kotoran hewan?”
Beliau menjawab: “Kedua termasuk makanan jin. Aku pernah didatangi rombongan utusan jin dari Nashibin dan mereka adalah sebaik-baik jin. Mereka meminta bekal kepadaku. maka aku berdoa kepada Allah untuk mereka agar tidaklah mereka melewati tulang dan kotoran melainkan mereka mendapatkan makanan”.
6. Gambaran Tentang Iblis dan Syetan.
Iblis adalah wazan dari fi’il diambil dari asal kata al-iblaas yang bermakna at-tai`as dari rahmat Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Mereka adalah musuh nomer wahid bagi manusia musuh bagi Adam dan keturunannya. Dengan kesombongan dan analogi yang rusak serta kedustaan mereka berani menentang perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala saat mereka enggan untuk sujud kepada Adam.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَإِذْ قُلْنَا لِلْمَلاَئِكَةِ اسْجُدُوا لآدَمَ فَسَجَدُوا إِلاَّ إِبْلِيْسَ أَبَى وَاسْتَكْبَرَ وَكَانَ مِنَ الْكَافِرِيْنَ
“Dan ketika Kami berfirman kepada para malaikat: ‘Sujudlah kamu kepada Adam’ maka sujudlah mereka kecuali Iblis. Ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir”.
Malah dengan analogi yang menyesatkan Iblis menjawab:
قَالَ أَنَا خَيْرٌ مِنْهُ خَلَقْتَنِي مِنْ نَارٍ وَخَلَقْتَهُ مِنْ طِيْنٍ
“Aku lebih baik darinya: Engkau ciptakan aku dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
Analogi atau qiyas Iblis ini adalah qiyas yang paling rusak. Qiyas ini adalah qiyas batil karena bertentangan dengan perintah Allah Subhanahu wa Ta’ala yang menyuruh untuk sujud. Sedangkan qiyas jika berlawanan dengan nash maka ia menjadi batil karena maksud dari qiyas itu adalah menetapkan hukum yang tidak ada pada nash mendekatkan sejumlah perkara kepada yang ada nash sehingga keberadaan menjadi pengikut bagi nash.
Bila qiyas itu berlawanan dengan nash dan tetap digunakan/ diakui maka konsekuensi akan menggugurkan nash. Dan inilah qiyas yang paling jelek!
Sumpah mereka untuk menggoda Bani Adam terus berlangsung sampai hari kiamat setelah mereka berhasil menggoda Abul Basyar Adam dan vonis sesat dari Allah Subhanahu wa Ta’ala untuk mereka. Allah Subhanahu wa Ta’ala mengingatkan kita dengan firman-Nya:
يَابَنِي آدَمَ لاَ يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطَانُ كَمَا أَخْرَجَ أَبَوَيْكُمْ مِنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْآتِهِمَا إِنَّهُ يَرَاكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهُ مِنْ حَيْثُ لاَ تَرَوْنَهُمْ إِنَّا جَعَلْنَا الشَّيَاطِيْنَ أَوْلِيَاءَ لِلَّذِيْنَ لاَ يُؤْمِنُوْنَ
“Hai anak Adam janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syetan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga. Ia menanggalkan pakaian kedua untuk memperlihatkan kepada kedua auratnya. Sesungguh ia dan pengikut-pengikut melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguh Kami telah menjadikan syetan-syetan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman”.
Karena syetan sebagai musuh kita maka kita diperintahkan untuk menjadi musuh syetan. Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوْهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُوْنُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيْرِ
“Sesungguh syetan itu adalah musuh bagimu maka anggaplah ia musuhmu karena sesungguh syetan-syetan itu hanya mengajak golongan supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala”.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
أَفَتَتَّخِذُوْنَهُ وَذُرِّيَّتَهُ أَوْلِيَاءَ مِنْ دُوْنِي وَهُمْ لَكُمْ عَدُوٌّ بِئْسَ لِلظَّالِمِيْنَ بَدَلاً
“Patuntukah kamu mengambil dia dan turunan-turunan sebagai pemimpin selain-Ku sedangkan mereka adalah musuhmu? Amat buruklah Iblis itu sebagai pengganti bagi orang-orang yang dzalim”.
Semoga kita semua terlindung dari godaan-godaannya. Wal ’ilmu ’indallah.

3 comments:

  1. ngaco loe... dah terang ko' masih mbulet....

    وَإِذَا ضَرَبْتُمْ فِي اْلأَرْضِ فَلَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَقْصُرُوا مِنَ الصَّلاَةِ إِنْ خِفْتُمْ أَنْ يَفْتِنَكُمُ الَّذِينَ كَفَرُوا إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا
    Apabila kalian bepergian di muka bumi, tidaklah mengapa kalian menqashar sembahyang kalian, jika kalian takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuhkalian yang nyata. (QS an-Nisa’ [4]: 101).

    tu lihat kata kata terakhir tentang orang kafir. Atau memang ente takut untuk jihad maju perang memerangi musuh yang nyata?... sehingga membuat prediksi sendiri. Padahal ayatnya sudah jelas.

    ReplyDelete
  2. Jadi muslim yang adil dan bijak ya?.. kalau tidak ditampilin. Berarti ente memang bukan muslim. Hanya ngaco saja.

    ReplyDelete
  3. Alhamdulillah artikel yang sangat bagus.

    ReplyDelete

MONGGO KOMENTARIPUN, KANGMAS LAN MBAK AYU